Tanpa Kenal Lelah dan Jemu..Sampaikanlah Firman TuhanMU

Saturday, December 11, 2010

Kematian Hati : K.H Rahmat Abdullah


Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.Ada yang datang hanya sekadar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin..kering.. dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.


Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tidak pernah disuruh untuk berhenti hanya pada ilmu semata..malah Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa amal alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

TERSANJUNGKAH engkau yang pandai bercakap tentang keheningan malam yang senyap,dihiasi rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam.. lapar perut karena puasa atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

TERSANJUNGKAH engkau dengan licin lidahmu berbicara mengenai islam dan perjuangan, sementara dalam hatimu tidak ada apa-apanya..Kau kunyah lumat pujian & mitos pemberian masyarakat dan sangkaan baik orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini semua itu tanpa rasa ngeri di hatimu??.

Abu Bakar Assiddik selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu dia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi.. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebahagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengatakan amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan peribadinya, atau tidak mahu kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmumu makin bertambah,. engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu..sehingga getarannya terhadap dosa tak terasa lagi saat maksiat menggodamu atau saat engkau menikmati maksiat itu.."ah!,tidak ada siapa yang tahu" itu bicaramu untuk membujuk hati.

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaat pun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa peningkatan kedewasaan rohani meninggi.. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu sudah tidak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca TV, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Inilah potret negerimu : Dadah,zina,anak luar nikah,penceraian,pergaduhan,pemerkosaan,pembunuhan dan macam-macam lagi.

Mungkin engkau mulai berfikir, menghitung satu persatu.. Bila engkau main mata dengan aktivis muslimah, bila engkau berdialog dengan mereka dalam jarak sangat dekat atau bertelefon hanya untuk mengisi kejenuhan dengan gurau senda jarak jauh" Betapa banyaknya himpunan 'dosa kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu saat dosa-dosa itu terpalit di hati??

Siapa yang akan memandang Ummat yang "ulama'nya" mengejar nama dan kemewahan,mengejar sanjungan dunia namun takut untuk menyatakan kemungkaran.

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya sendiri bergaul bebas dengan wanita dengan menggunakan kosmetik islami..??tidak mau menjaga akhlak dan sakhsiah dengan orang awam bahkan dengan teman aktivisnya sendiri?? bahkan orang disekelilingnya di bodohkan dan di anggap rendah??

Apa beza seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktivitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh sihir retorikmu....

*tulisan asal K.H Rahmat Abdullah (Syeikh Tarbiah) Parti Keadilan Sejahtera Indonesia..membaca tulisan beliau membuatkan hatii saya sedih..dimanakah letaknya nilaian kita di pandangan Allah???

No comments:

Post a Comment